Showing posts with label Ramadhan. Show all posts

Tiga Peristiwa Besar Yang Terjadi di Bulan Ramadhan

Pada bulan Ramadhan, banyak peristiwa penting dan bersejarah yang terjadi. Dan sudah selayaknya kita sebagai umat Islam untuk memperingati hari-hari tersebut dengan memperbanyak dzikir dan beribadah kepada Allah Swt. Sebagai bentuk rasa syukur kita  kepada Allah Swt. Adapun Tiga peristiwa penting yang dilansir dari NU Online pada 27 Mei 2018, pukul 12.30.

Inilah tiga peristiwa besar yang terjadi di bulan Ramadhan yang terjadi di zaman Rasulullah ﷺ:

1.     Bulan diturunkannya Al-Qur’an Saat Nabi mencapai usia 40 tahun, Allah mengutusnya untuk alam semesta, mengeluarkan mereka dari sesatnya kebodohan menuju terangnya pengetahuan. Tepatnya pada tanggal 17 Ramadhan 13 tahun sebelum Hijriyah Nabi menerima wahyu pertama. Pakar astronomi, Syekh Mahmud Basya menuturkan, waktu itu bertepatan dengan awal Februari tahun 610 Masehi. Mendekati masa-masa turunnya wahyu pertama, Nabi sangat sering berkhalwat di gua Hira, menjauh dari manusia dan beribadah khusyu’ di sana selama beberapa hari. Terkadang 10 hari, terkadang lebih sampai satu bulan. Ritual ibadah Nabi di gua Hira mengikuti tata cara yang dipakai kakeknya, Nabi Ibrahim As. Di tengah-tengah peribadatannya di gua Hira, Nabi didatangi sosok yang tak pernah dikenalnya. “Bergembiralah wahai Muhammad, aku Jibril. Dan engkau adalah utusan Allah untuk umat ini,” tutur sosok malaikat itu. Kemudian Jibril menyuruh Nabi membaca, Nabi menjawab tidak bisa. Perintah itu sampai diulang tiga kali oleh Jibril, jawaban Nabi sama “Mâ anâ bi qarî’in, aku tidak bisa membaca.” Kemudian Jibril membacakan wahyu pertama, Surat al-Alaq ayat 1 sampai 5.

2.     Perang Badar Perang Badar atau biasa disebut Ghazwah Badr al-Kubra adalah perang yang menjadi pembeda, menandai awal kejayaan kaum Muslimin. Dengannya Allah memuliakan Islam, meninggikan menaranya, dan mengikis berhala-berhala. Dalam peperangan ini, Nabi membawa 313 pasukan Muslim, menghadapi 950 pasukan non-Muslim. Perbedaan jumlah pasukan yang mencolok tersebut tidak lantas mengecilkan nyali tentara Muslim. Dengan tekad yang kuat membela Nabi, kaum Muslimin berhasil memporak-porandakan pasukan kafir. Allah menguatkan mereka dengan malaikat-malaikat. Kaum kafir Quraisy lari sejadi-jadinya, kaum Muslim mengejar mereka, membunuh, dan menawan. Dari pasukan Muslim, gugur 14 orang syahid. Dari pasukan kafir, yang terbunuh dan tertawan masing-masing 70 orang. Di antara yang terbunuh adalah Abu Jahal. Selepas perang, Nabi memerintahkan untuk mengebumikan Muslim yang gugur, demikian pula memakamkan kafir yang terbunuh. Beliau kembali ke Madinah disambut senandung nan indah oleh pemuda-pemuda Madinah: “Telah datang sang purnama kepada kami, dari bukit Tsaniyyah al-Wada’. Wajib bagi kita bersyukur, selagi orang berdoa senantiasa memanjatkan do’a. Duhai Rasul kami, engkau datang dengan membawa ketaatan”. Peristiwa perang badar terjadi pada hari Jumat 17 Ramadhan tahun 2 Hijriyah bertepatan dengan 13 Maret 624 Masehi.

3.     Pembebasan Kota Makah Tanggal 20 Ramadhan tahun 8 Hijriyah merupakan waktu yang bersejarah dalam Islam. Di tanggal tersebut, Rasulullah dan para sahabtanya berhasil menaklukan kota Mekah dalam sebuah peperangan yang disebut dengan perang Fathu Mekah (penaklukan Mekah). Peperangan tersebut dipicu oleh perlakuan orang Quraisy yang merusak satu perjanjian dari beberapa perjanjian Hudaibiyyah. Orang Quraisy bersekongkol dengan kabilah lainnya untuk memerangi orang-orang yang berdamai dengan Rasul. Dalam pertempuran itu, Nabi mengerahkan 10.000 pasukan Muslim. Rasul mengutus sahabat Khalid bin Walid sebagai panglima perang dan memerintahkannya agar tidak memulai menyerang sebelum diserang. Bersama mereka, Nabi berperang dalam keadaan berpuasa, kemudian berbuka di tengah jalan karena mengalami keberatan (masyaqqah).

Sumber:https://islam.nu.or.id/ramadhan/tiga-peristiwa-penting-di-bulan-ramadhan-dalam-sejarah-nabi-kof4l

Hikmah Puasa Ramadhan

 

HIKMAH PUASA RAMADHAN

Berikut beberapa hikmah diwajibkanya puasa Ramadlan:

1.     Sebagai bekal menuju surga firdaus.

2.     Menjadi pemicu untuk mengasihi orangorang yang kelaparan (membutuhkan).

3.     Sebagai cara yang efektif untuk meluruskan hati yang menyimpang dari rel ketaatan.[1]

4.     Mendapat ampunan Allah dan syafa’at para Malaikat[2]

5.     Dapat mengantarkan kepada sifat zuhud  ( menjauhi orientasi duniawi )

6.     Terapi yang efektif untuk menjauhi kemaksiatan.[3]

7.     Mencegah gangguan setan[4].

 



[1] segala sesuatu yang bengkong seperti besi, tombak, dll bisa

lurus dengan api. Begitu pula hati yang menyimpang dari

ketaatan bisa tegak sebab panasnya rasa lapar bukan dengan

panasnya azdab (siksaan).

 

[2] Sesungguhnya malaikat mengadu atas banyaknya maksiat

yang dilakukan orang mukmin. Ketika orang yang beriman

menjalankan puasa maka Allah berkata: " Wahai Malaikatku,

Apabila mereka mendurhakai-Ku di luar bulan Ramadlan

maka di dalam bulan Ramadlan ini tanggunglah beban mereka karena-Ku. Dengan demikian Malaikat yang mulanya

mengeluh berubah menjadi memberi Syafa'at. 

[3] Dokter yang menginginkan kebaikan terhadap pasiennya

memerintahkan agar menjauhi segala macam makanan

ketika sakit. Begitu juga Allah Swt. memerintahkan

hambanya yang terjangkit kemaksiatan agar melakukan

terapi menjauhi makanan sebagai bentuk kasih sayangNya

kepada manusia.

[4] Setan adalah musuh bagi orang beriman. Maka cara untuk

memepersempit jalan mereka dengan mencegah aliran

makanan dan minuman. Ini adalah makna sabda Nabi Saw.

"Sesungguhnya setan berjalan dalam diri Manusia

bersamaan dengan mengalirnya darah, maka persempitlah

jalannya dengan lapar dan haus