Showing posts with label Ilmu Tajwid. Show all posts

Pengertian dan contoh Izhar

Idhar menurut bahasa artinya jelas atau tampak, sedangkan menurut Istilah adalah melafadhkan huruf Idhar dari makhrajnya dengan suara jelas atau terang dengan tanpa dengung (bilaghunnah).

 

Adapun Qaidah Idhar ialah apabila ada nun mati (ن ) atau tanwin  ٍ ٌ ) bertemu dengan salah satu huruf Idhar yang enam, maka hukum bacaannya harus dibaca dengan suara jelas dan terang. Baik bertemunya dalam satu kalimat ataupun di lain kalimat.

Jumlah huruf idhar ada enam :  ا ح خ ع غ ھ

Mari kita simak serta praktekkan contohnya:

           

No

Huruf

Nun mati (نْ)

Tanwin  ٍ ٌ )

1


ا


مَنْ أمَنَ


  رَسُوْلٌ اَمِيْنٌ

2


ح


عَنْ حَرَامِكَ


نَارٌ حَامٍيَةٌ

3



خ



مَنْ خَشِيَ



ذَرَّةٍ خَبٍيْرٌ

4



ع



مِنْ عِلْمٍ



سَمٍيْعٌ عَلٍيْمٌ

5



غ



مِنْ غِلٍّ



اَجْرٌ غَيْرُ

6



ھ



مِنْ هَادٍ



جُرُفٍ هَارٍ

 

Demikian sekilas tentang pengertian beserta contoh Idhar, semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan keilmuan terutama dibidang Ilmu Tajwid.

Baca Juga Pengertian Ilmu Tajwid

Pengertian Qiro'ah dan Metode Membaca Al Qur an


 Seperti apa yang kita baca dan yang pernah kita dengar, bahwa Qiroah (bacaan) ayat-ayat Al Quran yang berlaku di negara Indonesia adalah Qiro’ah yang diriwayatkan oleh Hafs Bin Sulaiman bin Mughiroh bin Najwad “ Wafat tahun 128 H”, yang bacaannya disebut Qiroah Masyhuroh. Perlu diketahui bahwa selain qiroah yang diriwayatkan oleh Imam Hafs an Ashim masih banyak lagi Imam yang meriwayatkan Qiro’ah . Dibawah ini nama-nama Imam dalam qiro’ah Yang mutawatiroh atau yang disebut dengan Qiroah sab’ah ( Qiro’ah tujuh imam ) :

1)     Abdullah bin Amr meninggal di Syam pada tahun 118 H. Perowi-perowinya yang terkenal (masyhur) adalah seperti Al Bazzi Abdul Hasan Hamid bin Muhammad dan Qonbul Abu Umar Muhammad

2)      Abu Ma’bad Abdullah bin Katsir, meninggal di Makkah pada tahun 120 H. Perowi-perowinya yang Masyhur adalah Abu Bakar Syu’bah bin Ilyas dan Abu Amr Hafah bin Sulaiman.

3)     Abu Bakar “Ashim bin Abi An Nujud, meninggal di Kufah pada tahun 127 H. Perowi-perowinya yang Masyhur adalah Abu Syu’bah bin Ilyas dan Abu Amr Hafah bin Sulaiman

4)     Abu Amr bin Al A’la, meninggal di Basrah pada tahun 154 H. Perowi-perowinya yang Masyhur adalah Ad Durawi, Abu Amr Hafas dan As Susi Abu Syu’aib Saleh bin Ziyad.

5)     Nafi’ bin Na’im meninggal di Madinah tahun 109 H. Perowi-perowinya yang Masyhur adalah Qulum Abu Musa Isa bin Mina dan Warosy Abu Sa’id Utsman bin Sa’id.

6)     Abdul Hasan Ali bin Hamzah Al Kisa’i, meninggal di Basrah pada tahun 189 H. Perowi-perowinya yang Masyhur adalah Abdul Harits Al Laits bin Khalid dan Ad Durawi.

7)     Abu “Imarah Hamzah bin Habib, meninggal tahun 216 H. Perowi-perowinya yang Masyhur adalah Abu Muhammad Khalaf bin Hisyam dan Abu ‘Isa Khalid bin Khalid.

Metode Membaca Al Qur an

Perlu diingat bagi para Qori’, bahwa didalam membaca Ayat-ayat Al Qur an itu sendiri ada tata caranya (ukuran lambat dan cepat dalam membaca ayat Al Qur an) yang disahkan oleh Rasulullah SAW., begitu juga yang diberlakukan dikalangan para Ahlul Qurro’ wal Ada’ ada empat yaitu :

1)     Tahqiq ( تحقيق ) : Membaca Al Qur an dengan menempatkan hak-hak huruf yang sesungguhnya. Yaitu menempatkan makhrorijul huruf, sifat-sifat huruf, mad-qoshr dan hukum-hukum bacaan yang telah ditetapkan oleh Ulama Ahlul Qurro’. Methode ini baik sekali untuk kalangan Mubtadiin (pemula).

2)  Tartil (ترتيل) : Membaca Al Qur an dengan pelan-pelan dan tanpa tergesa-gesa dengan memperhatikan makhrorijul huruf, sifat-sifat huruf, mad-qoshr dan hukum-hukum bacaan, sehingga suara bacaan menjadi jelas. Seperti bacaan Mahmud Al Qushairi. Bacaan Tartil belum tentu tahqiq akan tetapi tahqiq sudah pasti tartil.

3)     Tadwir ( تد وير) : Membaca Al Qur an antara bacaan yang cepat dengan bacaan yang pelan (sedang).

4)     Hadr (حد ر) : Membaca Al Qur an dengan sangat cepat , sehingga seakan-akan tidak jelas dalam suaranya.

Demikianlah beberapa metode membaca Al Qur an yang ada, dari masing masing methode harus menggunakan kaidah-kaidah Tajwid yang berlaku (ketika seorang Qori’ membaca lambat atau cepat), sehingga kesempurnaan bacaan masih tetap dan utuh. Sedangkan cara membaca yang terbaik adalah dengan methode yang pertama yaitu Tahqiq.

Pengertian, Manfaat, Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid

    Definisi Ilmu Tajwid – kita seorang muslim ? sudah bisakah kita  membaca al-Qur'an ? Apakah kita sudah benar dalam membaca al-Qur'an ? hmmm, begitulah yang ditanyakan kepada seorang muslim. Mungkin ada yang jawabannya sudah bisa dan telah fasih dalam membaca al-qur'an, ada yang menjawab masih belajar, ada juga yang menjawab belum bisa sama sekali. Tak bisa dipungkiri tak semua orang muslim itu bisa membaca al-Qur'an dengan  baik dan benar, lancar dan fasih, termasuk saya pribadi. Saya juga masih belajar dan belum sepenuhnya bisa apalagi fasih. Untuk itu, jalan agar kita dapat membaca al-qur'an dengan lancar ialah dengan membiasakannya walaupun kita tidak bisa, lebih baik bisa karena terbiasa, daripada bisa karena dipaksakan. Lantas bagaimana agar kita dapat membaca al-qur'an dengan fasih ? Jawabannya satu yaitu dengan mempelajari Ilmu tajwid. Bahkan mungkin diluar sana masih ada yang sama sekali tidak tau apa itu tajwid..

Yuk simak penjelasannya.


تعريف علم التجويد:
 

هو إخراج كل حرفٍ من مَخْرَجِهِ ، وإعطاؤه حقه ومُسْتَحَقُّه من الصفات 

فحق الحرف: هو صفاته اللازمة التي لا تنفك عنه،مثل: الهمس والجهر والقلقلة والشدة ...وغير. 

أما مُسْتَحَقُّ الحرف: فهو صفاته العارضة التي تعرض له في بعض الأحوال،وتنفك عنه في البعض الآخر لسببٍ من الأسباب،مثل: التفخيم والترقيق والإدغام...وغيرها 

-وفائدته: صون اللسان عن اللحن في ألفاظ القرآن الكريم عند الأداء…. 

حكمه:  

(أ) حُكْمُ تَعَلُّمِه: فرضُ كِفَايَةٍ،فإذا قام به البعض سقط عن الآخرين. 

(ب) حُكْمُ تطبيقه: هو فرضُ عَيْنٍ لمَنْ يقرأ القرآن،حيث يجب أن يعرف الأداء الصحيح عن طريق المشافهة.

 

Pengertian Ilmu Tajwid

Lafadz Tajwid menurut bahasa artinya membaguskan.

Sedangkan menurut istilah adalah: "Mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya dengan memberi hak dan mustahaknya."

Yang dimaksud dengan hak huruf adalah sifat asli yang selalu bersama dengan huruf tersebut, seperti al-Hams, AI Jahr, Qalqalah, as-Siddah dan lain sebagainya.

Sedangkan yang dimaksud dengan mustahak huruf adalah sifat yang nampak sewaktu-waktu, seperti tafkhim, tarqiq, idgham dan lain sebagainya.

Manfaat  Ilmu Tajwid

Menjaga lisan dari lahn (bacaan yang tidak sesuai) saat membaca al-Quran

Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid

Hukum mempelajari Ilmu Tajwid secara teori adalah fardhu kifayah, bila sebagian orang dari suatu kaum telah mempelajarinya maka gugur kewajiban atas lainnya.

Sedangkan hukum membaca Alquran sesuai dengan kaidah ilmu tajwid adalah fardhu 'ain. Maka diwajibkan bagi seseorang saat membaca al-Quran sesuai dengan kaidah tajwid yang benar yang ia dapatkan dengan cara musyafahah (tatap muka dengan seorang guru)

Pada zaman Rasulullah s.a.w, al-Quran dibaca dengan penuh penghayatan dan bertajwid. Justeru, kita digalakkan untuk membaca al-Quran dengan baik agar dapat memberi kesan kepada diri kita.

 

Aisyah r.a meriwayatkan, Rasulullah s.a.w bersabda, yang Artinya “Orang yang mahir dengan al-Quran (hafalan dan bacaannya yang amat baik dan lancar) kedudukannya di akhirat adalah bersama para malaikat yang mulia dan taat,adapun orang yang membaca al-Quran dan tersekat-sekat dalam bacaannya, sedangianya amat payah, baginya adalah dua pahala.” [HR. Bukhari dan Muslim]