PEMBAGIAN SIFAT SIFAT ALLAH

Foto oleh GR Stocks dari Pexels

Menurut para ulama ilmu kalam sifat-sifat wajib bagi Allah terdiri atas 20 sifat. Dari 20 sifat itu kelompokkan menjadi 4 kelompok sebagai berikut:

1.     Sifat Nafsiyyah

2.     Sifat Salbiyah

3.     Sifat Ma’ani

4.     Sifat Ma’nawiyah

A.    SIFAT NAFSIYYAH (SIFAT KEPERIBADIAN)

Maksudnya sesuatu yang tidak bisa diterima oleh akal jika Allah tidak disifatkan dengan sifat ini. Atau bisa juga dikatakan sifat untuk menentukan adanya Allah, di mana Allah menjadi tidak mungkin ada tanpa adanya sifat tersebut. Adapun yang tergolong sifat ini hanya satu yaitu sifat wujud.      

a.      Sifat Wajib: Wujud Artinya: Ada

Sifat Mustahil: ’Adam

Aritnya : Tidak Ada

Allah Taala itu ada. Mustahil Allah itu tiada.

B.    SIFAT SALBIYAH

Maksudnya sifat yang menolak apa yang tidak layak bagi Allah. Atau dikatakan juga sifat yang digunakan untuk meniadakan sesuatu yang tidak layak bagi Allah. Sifat Salbiyah ini ada lima sifat yakni:

b.     Qidam,

c.      Baqo’

d.     Mukhalafatu lil hawaditsi

e.      Qiyamuhu binafsihi

f.      Wahdaniyyah.

C.    SIFAT MA’ANI

Maksudnya sifat yang diwajibkan bagi zat Allah suatu hukum atau sifat yang pasti ada pada Dzat Allah. Sifat ini terdiri dari tujuh sifat,

g.     Qudrat,

h.     Iradah,

i.       Ilmu,

j.       Hayat

k.     Sama’,

l.       Bashar dan

m.   Kalam.

D.    SIFAT MA’NAWIYAH

Maksudnya sifat Allah yang dilazimkan atau tidak bisa dipisahkan dengan Sifat Ma’ani. Sifat Ma’nawiyah adalah sifat yang mulazimah atau menjadi akibat dari sifat ma’ani. Sifat ini terdiri dari tujuh sifat, yakni

n.      Kaunuhu Qadiran,

o.     Kaunuhu Muridan,

p.     Kaunuhu Aliman,

q.     Kaunuhu Hayyan,

r.      Kaunuhu Sami’an,

s.      Kaunuhu Bashiran,

t.       Kaunuhu Mutakalliman.

 

HUKUM MEMPELAJARI ILMU TAUHID

Foto oleh Khairul Onggon dari Pexels

Ilmu tauhid memiliki kedudukan istimewa daripada ilmu lainnya karena pembahasan ilmu ini berkaitan dengan dzat Allah dan Rasul-Nya. Hukum mempelajari ilmu tauhid adalah fardhu ‘ain atau wajib bagi setiap orang mukallaf (Islam baligh berakal) meskipun hanya mengetahuinya dengan dalil-dalilnya yang global. Adapun mempelajari ilmu tauhid dengan dalil yang terperinci hukumnya adalah fardhu kifayah. 

Apabila ilmu tauhid sudah meresap ke dalam jiwa, maka akan tumbuh perasaan puas, rela, dan bahagia atas pemberian dan ketentuan Allah, sehingga jiwa menjadi tenang dan tenteram.       

Hukum mempelajari ilmu tauhid adalah fardu ’ain atau wajib bagi setiap mukallaf (orang yang akil dan baliqh), laki laki dan perempuan. Jadi mempelajari ilmu tauhid adalah wajib atau satu keharusan bagi setiap orang baik laki laki atau perempuan yang memiliki akal sehat dan telah memasuki umur dewasa sebelum ia mempelajari ilmu ilmu agama lainnya. Karena ilmu ini bersangkutan dengan keimanan dan  keberadaan Allah dan para rasul rasul-Nya.

        Jelasnya mempelajari ilmu tauhid adalah wajib bagi setiap mukallaf dan muslim, karena hal ini bisa membawanya untuk mempercayai bahwa terdapat beberapa sifat kesempurnaan yang tidak terhingga bagi Allah dan mempercayai akan sifat wajib Allah yang dua puluh dan harus diketahui juga sifat mustahil bagi Allah.

 

Sifat Wajib Nabi dan Rasul

Foto oleh Konevi dari Pexels

 


Para nabi dan rasul adalah manusia pilihan Allah. Sebagai manusia, mereka memiliki sifat seperti halnya kita. Nabi dan rasul makan dan minum. Nabi dan rasul juga membutuhkan tidur. Nah, sifat-sifat ini yang dinamakan sifat basyatiah atau sifat jaiz. Selain itu, mereka memiliki sifat-sifat khusus lagi mulia. Sifat-sifat itu dinamakan sifat wajib bagi rasul. Adapun lawan sifat wajib adalah sifat mustahil bagi rasul. Kita hendaknya meneladani sifat-sifat wajib bagi nabi dan rasul. Berikut ini adalah sifat-sifat wajib yang harus melekat pada diri seorang nabi dan rasul:

1.     Siddiq artinya benar. Lawannya adalah kazib yang artinya dusta atau bohong. Ini berarti para rasul selalu berkata benar. Setiap perkataan maupun tindakan seorang nabi dan rasul adalah benar dan jujur. Mereka menyampaikan ajaran yang diperoleh dari wahyu Allah SWT. Semua yang disampaikan harus benar-benar datang dari Allah.

2.     Tabligh, artinya menyampaikan. Lawannya adalah kitman, artinya menyembunyikan. Ini berarti para rasul tidak pernah menyembunyikan pengetahuan dan kebenaran yang diberikan kepada mereka.

3.     Amanah, artinya dapat dipercaya. Lawannya adalah khianat, artinya tidak setia. Ini berarti para rasul setia menjalani segala perintah Allah yang diberikan padanya. Allah swt menunjuk para nabi dan rasul untuk membimbing umat manusia kepada jalan yang benar. Tugas dan kepercayaan ini harus diselesaikan sebelum ajal menjemput mereka.

4.     Fatanah artinya cerdas, lawannya adalah baladah. Yang artinya bodoh. Ini berarti para rasul tidak mungkin memiliki sifat bodoh.

Para nabi dan rasul memiliki sifat jaiz, artinya para nabi dan rasul memiliki sifat seperti hal nya manusia pada umumnya ( A’radhul Basyariyah ) seperti makan, minum, tidur dll. Akan tetapi sifat itu tidak mengurangi arti kerasulannya.

Adapun dalil-dalil Tentang Sifat Jaiz Bagi Rasul :

Allah SWT berfirman:

مَا هَذَآ إِلاَّ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يَأْكُلُ مِمَّا تَأْكُلُوْنَ مِنْهُ وَ يَشْرَبُ مِمَّا تَشْرَبُوْنَ

Artinya : “(Orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan seperti apa yang kamu makan dan ia minum seperti apa yang kamu minum.” (Al-Mu’minun: 33).

            Di ayat yang lain Allah SWT berfirman:

وَمَآ أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنَ الْمُرْسَلِيْنَ إِلاَّ أَنَّهُمْ لَيَأْكُلُوْنَ الطَّعَامَ وَ يَمْشُوْنَ فِى الأَسْوَاقِ

            Artinya : “Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelum kamu melainkan mereka sungguh                 memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar.” (Al-Furqon: 20).

Tag : Sifat Wajib Nabi dan Rasul