Keutamaan Ilmu

Assalamualaikum sahabat blogger.

Alhamdulillah kali ini saya akan berbagi sedikit tentang keutamaan Ilmu dan Ulama.

Sebelum kita masuk ke pembahasannya mari simak ayat berikut :

Ali Imran ayat 18

شَهِدَ اللّٰهُ اَنَّهٗ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۙ وَالۡمَلٰٓٮِٕكَةُ وَاُولُوا الۡعِلۡمِ قَآٮِٕمًا ۢ بِالۡقِسۡطِ‌ؕ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الۡعَزِيۡزُ الۡحَكِيۡمُؕ

Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain Dia; (demikian pula) para malaikat dan orang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Mahaperkasa, Maha-bijaksana.

Mari kita renungkan ayat diatas, bagaiman Allah swt pertama kali mengawali dengan dzatnya kemudian Malaikatnya, dan kemudian kepada Ahli Ilmu. Batapa hal ini merupakan kemuliaan dan keluhuran bagi orang yang memiliki ilmu atau yang biasa kita sebut dengan ulama.

Nabi Muhammad saw, pernah berabda:

 

روى أبو أمامة قال: سُئِل رسول الله صلّى الله عليه وسلّم عن رجلين: أحدهما عالم والاخر عابد, فقال صلّى الله عليه وسلّم: فضل العالم على العباد كفضلى على أدنا كم رجلا

 

“Diriwayatkan dari Abu Umamah, berkata: Rasulullah Saw. ditanya tentang 2 orang, yang satu orang alim dan yang satunya ahli ibadah. Rasulullah Saw. bersabda: keutamaan orang alim terhadap ahli ibadah seperti keutamaanku terhadap orang yang paling rendah di antara kalian (sahabat)”

Sesaat saja kita duduk bersama orang alim, atau dimajlis Ilmu disiang maupun malam hari umpamanya seperti memerdekakan seribu orang, betapa besar ganjaran yang Allah berikan kepada siapa saja yang senang belajar terutama belajar ilmu Agama maka allah swt akan memuliakan orang tersebut.

Sahabat Umar bi Khattab ra. Mengatakan “aku mendengar Nabi saw bersabda

Barang siapa berjalan kemajlis orang alim, maka baginya seratus kebaikan sebagai ganti setiap langkah. Jika dia duduk didekat dan mendengarkan apa yang diucapkan, maka bagi dia satu kebaikan sebagai ganti setiap kalimat.(HR. Nawawi dalam kitab Riyadus Shalihin).

Demikianlah artikel singkat ini, semoga kita selalu diberikan kemudahan dan hidayah untuk lebih giat  mendengarkan atau belajar ilmu agama kepada ulama-ulama.

Wassalamualaikum.

Yang Harus dilakukan orang tua saat bayi lahir

 

Kelahiran seorang bayi merupakan prosesi suatu hal yang sangat dinanti dan didambakan kehadirannya oleh para orang tua. tsuara angis bayi adalah sebagai tanda awal dari kehidupannya, biasanya akan disusul dengan tangis bahagia dari kedua orang tua, terlebih ibu. ibulah yang telah mengandung selama 9 bulan bahkan lebih, dan merasakan sakitnya mengandung dan melahirkan, seolah olah hilang begitu saja setelah melihat bahwa bayi yang lahir berada dalam kondisi sehat walafiat.

Berbahagia saja tentunya tidak cukup, karena anjurant agama Islam mengajarkan kepada kita untuk melakukan rangkaian  amalan serta doa yang s dunnah ilakukan saat bayi baru lahir. amalan dan doa ini utamanya dilakukan oleh ayahnya, dan tetap dianjurkan bagi yang lainnya.

Amalan zikir dan doa tersebut telah dirangkum oleh Sayyid Muhammad bin 'Ali al-Tarimi dalam al-Wasail al-Syafi'ah fi al-Adzkar al-Nafi'ah wa al-Aurad al-Jami'ah (Beirut: Dar al-Ihya al-‘Ilm, 2000), hal. 269, sebagai berikut:

1.     Mengadzankan pada telinga bayi sebelah kanan

2.     Iqamah pada telinga bayi sebelah kiri

3.     Membaca doa berikut pada telinga bayi sebelah kanan:

 اللهم اجْعَلْهُ بَارًّا تَقِيًّا رَشِيْدًا وَأَنْبِتْهُ فِي الْإِسْلَامِ نَبَاتًا حَسَنًا

Ya Allah, jadikanlah ia (bayi) orang yang baik, bertakwa, dan cerdas. Tumbuhkanlah ia dalam islam dengan pertumbuhan yang baik.”

4.     Membaca surat al-Ikhlâsh pada telinga bayi sebelah kanan

5.     Membaca surat al-Qadr pada telinga bayi sebelah kanan

6.     Membaca ayat Q.S. Ali Imran (3: 36) pada telinga bayi sebelah kanan

 وَإِنّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

Aku memohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau dari pada setan yang terkutuk.”

7.     Membaca doa berikut pada telinga bayi sebelah kanan:

   أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّآمَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَآمَّةٍ  وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَآمَّةٍ

Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah dari segala setan, kesusahan, dan pandangan yang jahat.”